PASURUAN – Semangat membara dan pembuktian diri terpancar dari sosok Bagus Triyono, pelari ultra asal Pasuruan, setelah ia berhasil menuntas...
PASURUAN – Semangat membara dan pembuktian diri terpancar dari sosok Bagus Triyono, pelari ultra asal Pasuruan, setelah ia berhasil menuntaskan tantangan ekstrem lari lintas alam Bromo Tengger Semeru 100 Ultra (BTS100 Ultra) kategori 102 kilometer. Pelari yang berdomisili di Dusun Kemelo'an, Desa Mulyorejo, Kecamatan Kraton, ini menyelesaikan rute terjal BTS100 dengan catatan waktu impresif 27 jam 14 menit.
Kisah Bagus Triyono (25 tahun) bukan sekadar tentang medali, melainkan tentang kemenangan atas vonis medis. Ia mulai serius menekuni dunia lari justru setelah mengalami kecelakaan parah yang mengharuskannya menjalani operasi penyambungan tendon kaki.
"Menurut dokter, kaki saya sudah tidak bisa lagi dipakai untuk berjalan jauh atau beraktivitas berat. Alhamdulillah, latihan keras membuktikan segala kemungkinan bisa. Sekarang, saya berhasil menaklukkan lari 102 kilometer," ungkap Bagus Triyono, pada Rabu (12/11/25).
Keberhasilan menembus batas waktu (Cut Off Time) di BTS100 yang dikenal sebagai lomba trail run dengan elevasi tertinggi ini menjadi bukti nyata tekadnya.
Meskipun telah mengoleksi puluhan medali lari, Bagus Triyono mengakui bahwa tantangan di BTS100 memiliki keunikan tersendiri.
"Kalau BTS ini termasuk ultra trail tertinggi yang pernah saya ikuti. Yang dimaksud ultra itu adalah lari di atas 50 kilometer. Memang, saya pernah berlari lebih panjang, yaitu sejauh 119 kilometer di aspal untuk pengumpulan donasi panti asuhan, tapi untuk kategori gunung (trail), ini adalah yang tertinggi," jelasnya.
Bagus Triyono menargetkan untuk terus meningkatkan tantangannya. Setelah sukses menuntaskan 102 kilometer tahun ini, pelari kelahiran 22 Maret 2000 ini sudah membidik jarak terjauh di BTS100 berikutnya.
"Tahun ini memang 102 km dulu. Mungkin next (tahun depan) saya akan mencoba yang 170 km," tutupnya penuh semangat. (Red)

